ISRA’ DAN MASA DEPAN UMAT

Oleh ZA Khudori
Pemerhati Masalah-masalah Sosial Keagamaan

Kemajuan suatu kaum sesungguhnya telah dinubuatkan (direncanakan) oleh Allah SWT. Termasuk umat Islam. Untuk melukiskan kemajuan umat Islam, Allah SWT telah memperlihatkan sebuah pengalaman rohani yang dikenal dengan istilah Israa’ (memperjalankan di malam hari). Al-Quran mengabadikan pengalaman tersebut dalam Surat 17 (Al-Israa’/Bani Israil): 1, “’Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al-Masjidil Haram ke Al-Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”. Dalam muqaddimah Surat ini, Yayasan Penyelenggara Penterjemah/ Pentafsir Al-Quran (SK MENAGRI No. 26 Tahun 1967; Edisi Baru, 1993) menyebutkan bahwa Surat ini dinamakan Al-Israa’ (yang berarti ‘memperjalankan di malam hari’) berhubungan dengan peristiwa Israa’ Nabi Muhammad SAW di Masjidil Haram (Mekkah) ke Mesjidil Aqsha (di Baitul Makdis) dicantumkan pada ayat pertama dalam Surat ini.

Sejarah mencatat bahwa Muhammad bin Abdullah diangkat sebagai Nabi dan diutus sebagai Rasul pada usia 40 tahun (610 M). Lima tahun pertama dalam menjalankan tugasnya telah beriman sebagian kecil kaum Kafir Quraisy. Para pengikut Nabi pada masa awal ini mendapat respon negatif berupa intimidasi dan tindakan kekerasan dari keluarga dan kawan sepermainan mereka. Atas izin Nabi akhirnya para sahabat itu hijrah ke negeri tetangga, Habasyah (Ethiopia) [615 M]. Sebuah negeri yang dipimpin oleh seorang raja yang adil dan bijaksana. Seorang raja yang memberikan kebebasan dan perlindungan kepada masyarakatnya dalam menjalankan agama dan kepercayaannya.

Meskipun banyak hambatan dan rintangan, perkembangan ajaran Islam terus maju. Istilahnya ‘padat-merayap’ dan ‘maju terus pantang mundur’. Menyikapi hal ini para pembesar Quraisy mengambil sikap tegas yaitu memboikot Bani Hasyim dan Bani Muththalib. Caranya ialah dengan memutuskan segala perhubungan: hubungan perkawinan, jual-beli, ziarah-menziarahi dan lain-lain (Muqaddimah Al-Qur’an dan Terjemahnya: 1993: 62). Dalam masa pemboikotan ini wafat dua orang tercinta Nabi SAW: Pamanda Abu Thalib (87) dan Istrinda Khadijah (65). Begitu berdukanya Nabi sehingga tahun tersebut (620 M) oleh ahli sejarah dinamakan ‘Aamul Huzni (Tahun Dukacita).

Untuk menenangkan hatinya maka Nabi tinggal bersama sepupunya, Ummu Hani. Seperti reportase ahli sejarah kenamaan Ibnu Ishaq, sejarawan ini melaporkan, “Telah sampai kepada saya dari Ummu Hani binti Abu Thalib (nama aslinya: Hindun) mengenai perjalanan malam (Israa’) Nabi SAW. Katanya, “Nabi SAW hanya mengadakan perjalanan ke Baitul Maqdis ketika berada di rumah saya. Malam itu Nabi SAW tidur di rumah saya dan kami semua sedang tidur” (Fuad Hasyem: 1898: 222).

Dalam keadaan tidur inilah beliau SAW melihat berbagai peritiwa yang Nabi sendiri tuturkan (diriwayatkan oleh Abu Said Al-Khudriy), “Sudah dikirimkan kepada saya seekor hewan dan ia menyerupai bighal (peranakan kuda dengan keledai), Buraq namanya, dan biasa dikendarai oleh para nabi. Buraq itu membawa saya dan ia bisa melangkahkan kaki depannya sejauh mata memandang” (Taufik Rahman: 1990: 62).

Mengenai perjalanan selanjutnya, kita dapat membaca Hadits yang diriwayatkan oleh Anas bin Malik (Ibnu Jarir Juz 15 hlm. 6). Mengingat panjangnya riwayat tersebut maka ringkasannya ialah sebagai berikut: Nabi dan Malaikat Jibril naik Buraq dari Masjid Al-Haran ke Masjid Al-Aqsha. Dalam perjalanan tersebut beliau-beliau bertemu dengan: seseorang yang memanggil-manggil Nabi, beberapa orang yang mengucapkan salam dan beberapa orang lagi melakukan hal yang sama. Dan tibalah beliau-beliau di Baitul Muqaddas. Lalu beliau memimpin shalat di mana makmumnya ialah para nabi. Setelah itu Malaikat Jibril menghadapkan 3 gelas kepada Rasulullah SAW. Gelas pertama berisi air, gelas kedua berisi arak dan gelas ketiga berisi susu. Rasulullah SAW mengambil gelas berisi susu, lalu beliau meminumnya. Setelah itu Malaikat Jibril menjelaskan apa saja makna yang tersirat dari apa yang telah beliau lihat itu (baca: QS 17:60). Peristiwa itu terjadi pada malam 27 Rajab 11 Nubuwwah (setelah beliau diangkkat menjadi Nabi) [Muqaddimah Al-Qur’an dan Terjemahnya: 1993: 63].

Riwayat di atas menimbulkan perdebatan theologies di kalangan Ahli Kalam (Theolog Muslim) bahkan para sahabat sekalipun: Apakah perjalanan itu secara fisik atau non-fisik (ru’yah [visi])? Selain umumnya umat Islam mempercayai kejadian itu secara fisik ada juga yang mempercayainya secara non-fisik, seperti ‘A’isyah RA misalnya, beliau mengatakan, “Tubuh Rasul berada di tempatnya ketika Allah memindahkan ruhnya pada malam itu.” Mu’awiyah juga katanya memberikan keterangan bahwa Israa’ itu betul-betul sebuah ru’yah dari Tuhan, demikian tulis Fuad Hashem.

Di luar kontroversi itu, ada pesan spiritual yang bijak dari Maulana Rahmat Ali, “Jauhilah perselisihan dalam soal (Israa’ dan) Mi’raj Rasulullah SAW. Serahkan saja hal itu kepada Allah SWT” (Miraj: 1949: 103).

Jauh lebih penting dari sekedar perdebatan theologis itu adalah bahwa di balik peristiwa Israa’ itu ada motivasi dari Nabi bahwa masa depan Islam itu cerah setelah mengalami kegelapan (lailan). Israa’ (perjalanan malam) itu simbol hijrahnya Rasul dan para sahabat ke negeri lain yaitu Medinah. Melalui hijrah inilah kemenangan Islam (Fatah Mekkah) akhirnya dapat dirasakan oleh umat Islam (QS 17:81 dan 9:33).

Kini kita hidup 15 abad setelah wafatnya beliau SAW. Kemenangan yang sejati adalah memenangkan perang terhadap keburukan moral dalam diri setiap Muslim (jihaadul akbar: jihaadun nafs). Sesuai ayat di atas (QS 17:1) kemajuan umat Islam sangat dipengaruhi oleh kegiatan umat dalam memakmurkan masjid. Karena dengan memakmurkan masjid maka akan terjadi 2 aktivitas yang strategis: hablum minallah (ibadah kepada Allah) dan hablum minan-naas (silaturahmi antar umat) sehingga terbuktilah bahwa umat Islam adalah rahmatal-lil-‘ aalamiin.

0 Antworten to “ISRA’ DAN MASA DEPAN UMAT”



  1. Kommentar verfassen

Hinterlasse einen Kommentar

Diese Seite verwendet Akismet, um Spam zu reduzieren. Erfahre, wie deine Kommentardaten verarbeitet werden..




AYO BERBELANJA DI TOKO ONLINE KAMI:

Top-Klicks

  • Keine

Blog yang Saya Ikuti

Statistik Blog

  • 338.447 hit

IBX5A601C18C1153


Buletin BBPMSOH

Just another WordPress.com site